Selasa, 17 Mei 2016

Menolak Godaan



Kejadian 39:1-12

Godaan, sejatinya telah masuk ke dalam dunia dan sistem kehidupan manusia.  Usianya telah hampir sama dengan usia dunia. Menarik dari dulu sampai sekarang sang penggoda masih eksis keberadaannya.  Ia tak pernah lekang oleh waktu dan tak pernah jera menggoda.  Ia masuk di dunia nyata dan dunia maya. Semua era tak masalah baginya, medianya bisa berbeda tetapi ia tahu persis bagaimana caranya memikat pria dan wanita di segala usia. Yang pasti bujukannya mematikan logika dan membangun harapan penuh kesenangan. 

Menurut mitologi Yunani, peri laut mendiami beberapa daerah Pantai Mediterania. Pada saat kapal-kapal lewat, para peri tersebut menyanyikan lagu-lagu memikat. Akibat mendengar nyanyian tersebut, para pelaut akan terjun dari kapal dan tenggelam. Mereka tertarik oleh musik lagu-lagu itu. Pada saat itu, Odysseus sedang berada di atas sebuah kapal yang harus melalui jalur itu. Karena sadar akan godaan lagu-lagu tersebut, ia kemudian memberi perintah agar ia diikat dengan tali pada tiang kapal dan agar telinga para awak kapal ditutupi dengan lilin. Dengan demikian, mereka tidak lagi mendengar musik para peri yang menggoda. Berkat tindakan pencegahan tersebut, Odysseus dan para awak kapal dapat berlayar terus. Mereka pun tidak jatuh ke dalam godaan peri-peri laut. 

Kisah tentang Yusuf selalu menarik untuk dipelajari.  Seorang yang sangat dikasihi oleh sang ayah, kini berstatus sebagai seorang budak yang harus tinggal di negeri asing karena ulah saudara-saudaranya.  Kini ia harus memulai hidupnya seorang diri dan mengabdi kepada sang tuan.  Meniti karir dari bawah bahkan dari titik terendah sebagai seorang budak yang hidup dan matinya sangat bergantung pada sang tuan.  

Modalnya adalah pengabdian kepada sang tuan artinya menjalani hidup tanpa modal materi, tanpa saudara, tanpa jabatan yang bagus, tanpa pengalaman yang memadai, tanpa modal pengalaman namun modal yang lain yang ia miliki adalah penyertaan Tuhan (ay.2).  Bagi orang dunia mana mungkin seseorang bisa berhasil hanya mengandalkan pengabdian dan mana mungkin orang akan berhasil hanya karena mengandalkan penyertaan Tuhan, hampir sulit masuk ke akal sehat kita bila seseorang memulai kehidupannya tanpa modal materi, modal pendidikan dan modal persaudaraan serta pertemanan yang baik.  Itu sebab di dalam dunia ini orang berlomba-lomba mengejar materi sebanyak-banyaknya, berlomba-lomba mengejar pendidikan yang tinggi dan berlomba-lomba mencari pergaulan yang baik dengan harapan bahwa suatu saat akan menjadi orang yang hebat dan berhasil.  Hampir sedikit orang yang bermodalkan iman kepada Tuhan secara sungguh-sungguh dan mementingkan penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Sehingga ada orang berkata tidak ada gunanya beragama secara sungguh-sungguh, kehidupan rohani tidak terlalu penting tetapi yang paling penting adalah kehidupan jasmani.  Rohani adalah sesuatu yang bisa pikirkan nanti, tetapi yang penting kehidupan jasmani karena ini adalah sesuatu yang sekarang ini. Namun ternyata pikiran seperti itu adalah sesuatu yang salah sebab sesuatu yang rohani lebih penting dari pada yang jasmani.  Apa yang kita sentuh dalam dunia spiritual akan berdampak pada dunia material.  Sebaliknya, apa yang kita kerjakan dalam dunia material akan berdampak dalam dunia spiritual sehingga apa yang dikerjakan oleh Yusuf atmosfirnya sangat terasa dan itu dirasakan oleh sang tuan bahwa Yusuf disertai oleh Tuhan dan Tuhan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya. Bila orang berkata kalau kita hebat karena kepintaran kita dan kecerdasan yng kita miliki itu biasa terjadi tetapi bila ada orang merasa bahwa kita hebat karena ada Allah yang bekerja di dalam kita itu luar biasa.  Pernahkah kita kagum akan kehebatan Tuhan dalam hidup kita atau jangan-jangan kita kagum dengan kehebatan diri kita diluar kekaguman akan Tuhan.  Yang menarik adalah orang yang tidak percaya bisa kagum akan Tuhan yang bekerja melalui Yusuf ini sesuatu hal yang ajaib.  

Keberhasilan Yusuf di dalam rumah tuannya membuahkan kepercayaan dari tuannya sehingga kepadanya diberikan kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diberikan kepada kekuasaan Yusuf.  Dan seiring dengan kepercayaan itu maka tangan Tuhan memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, berkat-Nya ada atas segala miliknya, baik yang dirumah maupun di ladang. Menyerahkan segala sesuatu untuk dikerjakan oleh orang yang dipercaya itu mudah.  Namun bila sang tuan bisa memberikan kepercayaan apalagi semua atas rumah dan atas milik yang dipunya itu luar biasa.  Berarti saking percayanya seorang tuan kepada hambanya sehingga ia lakukan itu semua.  Namun ada dua hal yang penting yang tidak diserahkan, yaitu makanannya sendiri dan istrinya.  Mengapa hal makanan tidak diserahkan kepada Yusuf karena memang orang Mesir tidak boleh makan dengan orang Ibrani (Kej. 43:32).  Ada batasan yang memang diberikan, ada yang boleh dan ada yang tidak.  Hal tersebut tidak ada hubungan dengan ketidakpercayaan terhadap Yusuf tetapi hal itu menyangkut keyakinan dan moral. Apa yang dilakukan oleh Yusuf sangat baik dan apa yang dikerjakannya memuaskan sang tuan.  Kepercayaan diberikan dan dalam sekejap posisi Yusuf menjadi meningkat dari budak biasa menjadi budak istimewa.  Ketika kepercayaan itu datang dan kekuasaan ada ditangan Yusuf tidak gelap mata dan tidak mempergunakan kesempatan itu untuk memperkaya diri atau korupsi.  Ia tetap hidup benar dan mengerjakan semua tugasnya dengan baik. 

Saya bayangkan ketika semua kepercayaan dan kekuasaan telah ditaruh di bawah kekuasaan Yusuf, maka sekejap saja tanpa Yusuf maka sang tuan akan kewalahan.  Artinya saking bergantungnya sang tuan pada Yusuf, baginya kehadiran Yusuf sangat berarti dan dinanti.  Ada Yusuf sesuatu banget tetapi tanpa Yusuf juga sesuatu banget.  Sebab Yusuf adalah orang yang sangat dibutuhkan.  Suatu hari ada seorang teman bercerita bahwa bossnya sangat kewalahan dan keteteran saat dia pergi mengambil cuti.  Bossnya berkata kalau tidak ada kamu saya menjadi sangat sibuk tetapi kalau ada kamu saya bisa lebih santai.  Artinya kehadiran seseorang yang mampu bekerja dengan baik, itu sangat dibutuhkan oleh sang atasan.  Kehadiran anda di nanti di sana.  Berapa pun bayarannya, bila kerja baik itu bukan suatu masalah.  Namun bila kerjanya malas, ngawur alias tidak karuan dan buang-buang waktu, jangankan kepercayaan dan kekuasaan membayar gajipun terasa berat. 

Ternyata bukan hanya Potifar yang senang dengan Yusuf, diam-diam sang nyonya Potifar memandang Yusuf dengan penuh keinginan.  Bukan hanya ingin menjadikan dia sebagai budak istimewa tetapi ingin menjadikan dia sebagai pemuas nafsunya.  Dalam titik ini kita bertemu bahwa dibalik pimpinan Tuhan dan kesuksesan seseorang maka dia perlu terus berhati-hati.  Mengapa pimpinan Tuhan itu perlu karena tanpa Tuhan mana mungkin kita disanggupkan untuk menghadapi godaan hidup. Yusuf digoda oleh nyonya Potifar, namun Yusuf dengan tegas berkata bahwa dipunya kekuasaan dan kepercayaan tetapi di tidak mungkin melakukan itu karena ia istri Potifar sebab dengan berbuat demikian berarti ia telah melakukan kejahatan yang besar dan berbuat dosa terhadap Allah.  Bagi Yusuf dosa harus ditolak dengan sikap yang keras tanpa kompromi.  Tidak penting ia istri majikan atau bukan.  Hidup benar harus menjadi sikap anak Tuhan.  Benar di dalam pekerjaan dan benar di dalam kehidupan moral serta benar dalam kehidupan spiritual. Keberanian menolak godaan, apalagi godaan yang dilakukan oleh atasan memang tak mudah bagi sebagian orang sebab atas nama takut dikucilkan, takut dibenci, takut dipecat dan takut turun jabatan akhirnya beberapa orang memilih untuk kompromi.  Tetapi Yusuf memilih bersikap tegas.  Tidak untuk dosa.  Suatu kali ada seorang yang bercerita kepada saya bahwa perusahaannya mencuri aliran listrik negara dan itu atas permintaan dari atasannya.  Jangan bilang itu pasti bukan orang Kristen, saya mau bilang ia orang kristen dan yang sangat memalukan dia adalah seorang aktivitas gereja. Mana mungkin?  Kita terlalu sering bersembunyi di balik jabatan rohani dan menjadikannya sebagai alat untuk memperlancar kejahatan.  Ada orang yang saya kenal, dia menipu temannya sesama pengusaha.  Dan dia berkata encik tenang aja akukan pelayan gereja gak mungkin menipu encik. Apalagi aku udah anggap encik saudara. Entah apa yang merasuk pikiran orang ini sehingga ia berani menipu orang lain, sampai orang kehilangan uang hitungan M.  Kita berkata kata tidak mungkin orang gereja bisa menipu.  Ah jangankan orang gereja pendeta pun banyak penipu, hanya bermodalkan jubah rohani.  Namun inilah yang menjadi pertarungan kita bagaimana melawan semua aksi jahat setan.  Ia bisa menjelma menjadi malaikat terang, berdoalah agar kita jangan tergoda karenanya.  

Yusuf memilih sesuatu yang tepat, ia memilih untuk menolak.  Sementara di sana banyak laki-laki yang anteri menunggu godaan dari istri Potifar,  apakah Yusuf terlalu bodoh? Ya, Yusuf terlalu bodoh, coba dia mau melakukannya pasti hidupnya lebih baik, lebih nyaman dan tidak di masukan dalam penjara, itu kata dunia.  Banyak orang berkata kalau kita ikut Tuhan pasti sukses dan lancar.  Siapa bilang, mungkin anda ikut Tuhan bisa saja bangkrut dan kehilangan kenyaman.  Tetapi satu hal yang saya tahu, anda ikut Tuhan pasti pikul salib.  Yesus berkata, barangsiapa mau ikut Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku.  Berita ini menjadi berita yang sulit untuk diterima oleh orang yang menabur teologi kemakmuran.  Namun ini berita Alkitab.  Apa kurangnya Yusuf, ia orang benar, ia menolak dosa tetapi masuk penjara karena menolak godaan.  Itu sebab tak ada jalan sukses dan nyaman bagi merek yang sungguh-sungguh hidup benar di hadapan Tuhan.  

Yusuf tegas menolak, ia berkata TIDAK nyonya Potifar, walau nyonyanya selalu menggodanya dari hari ke hari.  Kali ini siasat di atur, strategi di buat, mana tahu Yusuf malu atau takut karena ada orang.  Sehingga dikosongkannyalah rumah itu sehingga terlihat seakan-akan tidak ada orang, tidak ada tuan Potifar dan tidak ada TUHAN.  Kini yang ada hanya Yusuf dan nyonya Potifar. Saat ada orang mungkin kita akan menolak godaan.  Tetapi saat tidak ada orang mungkin saja seseorang akan berbeda sikapnya.  Ketika rumah itu kosong, tidak ada orang maka istri Potifar beraksi, diluar pikirannya ternyata Yusuf tetap menolak.  Yusuf bukan tipe orang yang plin plan, ia orang yang sekali berkata tidak tetap tidak.  Hidup yang tidak bisa dipegang omongan memang sulit.  Kadang ada orang depan berkata ia tetapi dibelakang berkata tidak.  Musuh yang paling sulit untuk dideteksi adalah musuh kepalsuan.  Ia biasanya bermuka dua.  Itulah kejahatan yang terselubung.  

Sebagai umat kristiani, kita perlu senantiasa siap sedia melawan setiap godaan yang jahat. Kita harus membenci dosa dan bersikap serius dalam melawan godaan-godaannya dengan memutuskan untuk menyangkal keinginan diri kita untuk ambil bagian di dalamnya. Ketika kita dihadapkan pada sebuah godaan untuk menyimpang dari jalan Allah dalam hidup kita, kita harus ingat bahwa kita memiliki panggilan yang lebih tinggi sebagai hamba Yesus, yaitu hidup memuliakan nama-Nya. Owens-Collins mengatakan dalam syair lagunya:

Kala kuasa gelap menyerbu datang,
Tuhanlah Panglima Perang!
Dia mengangkat panji, kuasa darah-Nya
Bersama-Nya kita 'kan menang!

khotbah