Kejadian
39:1-12
Godaan,
sejatinya telah masuk ke dalam dunia dan sistem kehidupan manusia. Usianya telah hampir sama dengan usia dunia.
Menarik dari dulu sampai sekarang sang penggoda masih eksis
keberadaannya. Ia tak pernah lekang oleh waktu dan tak pernah jera
menggoda. Ia masuk di dunia nyata dan
dunia maya. Semua era tak masalah baginya, medianya bisa berbeda tetapi ia tahu
persis bagaimana caranya memikat pria dan wanita di segala usia. Yang pasti
bujukannya mematikan logika dan membangun harapan penuh kesenangan.
Menurut mitologi
Yunani, peri laut mendiami beberapa daerah Pantai Mediterania. Pada saat
kapal-kapal lewat, para peri tersebut menyanyikan lagu-lagu memikat. Akibat
mendengar nyanyian tersebut, para pelaut akan terjun dari kapal dan tenggelam.
Mereka tertarik oleh musik lagu-lagu itu. Pada saat itu, Odysseus sedang berada
di atas sebuah kapal yang harus melalui jalur itu. Karena sadar akan godaan
lagu-lagu tersebut, ia kemudian memberi perintah agar ia diikat dengan tali
pada tiang kapal dan agar telinga para awak kapal ditutupi dengan lilin. Dengan
demikian, mereka tidak lagi mendengar musik para peri yang menggoda. Berkat
tindakan pencegahan tersebut, Odysseus dan para awak kapal dapat berlayar
terus. Mereka pun tidak jatuh ke dalam godaan peri-peri laut.
Kisah tentang Yusuf selalu menarik untuk dipelajari. Seorang yang sangat dikasihi oleh sang ayah,
kini berstatus sebagai seorang budak yang harus tinggal di negeri asing karena
ulah saudara-saudaranya. Kini ia harus
memulai hidupnya seorang diri dan mengabdi kepada sang tuan. Meniti karir dari bawah bahkan dari titik
terendah sebagai seorang budak yang hidup dan matinya sangat bergantung pada
sang tuan.
Modalnya adalah pengabdian kepada sang tuan artinya menjalani hidup tanpa
modal materi, tanpa saudara, tanpa jabatan yang bagus, tanpa pengalaman yang
memadai, tanpa modal pengalaman namun modal yang lain yang ia miliki adalah
penyertaan Tuhan (ay.2). Bagi orang
dunia mana mungkin seseorang bisa berhasil hanya mengandalkan pengabdian dan
mana mungkin orang akan berhasil hanya karena mengandalkan penyertaan Tuhan,
hampir sulit masuk ke akal sehat kita bila seseorang memulai kehidupannya tanpa
modal materi, modal pendidikan dan modal persaudaraan serta pertemanan yang
baik. Itu sebab di dalam dunia ini orang
berlomba-lomba mengejar materi sebanyak-banyaknya, berlomba-lomba mengejar pendidikan
yang tinggi dan berlomba-lomba mencari pergaulan yang baik dengan harapan bahwa
suatu saat akan menjadi orang yang hebat dan berhasil. Hampir sedikit orang yang bermodalkan iman
kepada Tuhan secara sungguh-sungguh dan mementingkan penyertaan Tuhan dalam
hidupnya. Sehingga ada orang berkata tidak ada gunanya beragama secara
sungguh-sungguh, kehidupan rohani tidak terlalu penting tetapi yang paling
penting adalah kehidupan jasmani. Rohani
adalah sesuatu yang bisa pikirkan nanti, tetapi yang penting kehidupan jasmani
karena ini adalah sesuatu yang sekarang ini. Namun ternyata pikiran seperti itu
adalah sesuatu yang salah sebab sesuatu yang rohani lebih penting dari pada
yang jasmani. Apa yang kita sentuh dalam
dunia spiritual akan berdampak pada dunia material. Sebaliknya, apa yang kita kerjakan dalam
dunia material akan berdampak dalam dunia spiritual sehingga apa yang
dikerjakan oleh Yusuf atmosfirnya sangat terasa dan itu dirasakan oleh sang
tuan bahwa Yusuf disertai oleh Tuhan dan Tuhan membuat berhasil segala sesuatu
yang dikerjakannya. Bila orang berkata kalau kita hebat karena kepintaran kita
dan kecerdasan yng kita miliki itu biasa terjadi tetapi bila ada orang merasa
bahwa kita hebat karena ada Allah yang bekerja di dalam kita itu luar
biasa. Pernahkah kita kagum akan
kehebatan Tuhan dalam hidup kita atau jangan-jangan kita kagum dengan kehebatan
diri kita diluar kekaguman akan Tuhan.
Yang menarik adalah orang yang tidak percaya bisa kagum akan Tuhan yang
bekerja melalui Yusuf ini sesuatu hal yang ajaib.
Keberhasilan Yusuf di dalam rumah tuannya membuahkan kepercayaan dari
tuannya sehingga kepadanya diberikan kuasa atas rumahnya dan segala miliknya
diberikan kepada kekuasaan Yusuf. Dan
seiring dengan kepercayaan itu maka tangan Tuhan memberkati rumah orang Mesir
itu karena Yusuf, berkat-Nya ada atas segala miliknya, baik yang dirumah maupun
di ladang. Menyerahkan segala sesuatu untuk dikerjakan oleh orang yang dipercaya itu
mudah. Namun bila sang tuan bisa
memberikan kepercayaan apalagi semua atas rumah dan atas milik yang dipunya itu
luar biasa. Berarti saking percayanya
seorang tuan kepada hambanya sehingga ia lakukan itu semua. Namun ada dua hal yang penting yang tidak
diserahkan, yaitu makanannya sendiri dan istrinya. Mengapa hal makanan tidak diserahkan kepada
Yusuf karena memang orang Mesir tidak boleh makan dengan orang Ibrani (Kej.
43:32). Ada batasan yang memang
diberikan, ada yang boleh dan ada yang tidak.
Hal tersebut tidak ada hubungan dengan ketidakpercayaan terhadap Yusuf
tetapi hal itu menyangkut keyakinan dan moral. Apa yang dilakukan oleh Yusuf
sangat baik dan apa yang dikerjakannya memuaskan sang tuan. Kepercayaan diberikan dan dalam sekejap
posisi Yusuf menjadi meningkat dari budak biasa menjadi budak istimewa. Ketika kepercayaan itu datang dan kekuasaan
ada ditangan Yusuf tidak gelap mata dan tidak mempergunakan kesempatan itu
untuk memperkaya diri atau korupsi. Ia
tetap hidup benar dan mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
Saya bayangkan ketika semua kepercayaan dan kekuasaan telah ditaruh di bawah
kekuasaan Yusuf, maka sekejap saja tanpa Yusuf maka sang tuan akan kewalahan. Artinya saking bergantungnya sang tuan pada
Yusuf, baginya kehadiran Yusuf sangat berarti dan dinanti. Ada Yusuf sesuatu banget tetapi tanpa Yusuf
juga sesuatu banget. Sebab Yusuf adalah
orang yang sangat dibutuhkan. Suatu hari
ada seorang teman bercerita bahwa bossnya sangat kewalahan dan keteteran saat
dia pergi mengambil cuti. Bossnya berkata
kalau tidak ada kamu saya menjadi sangat sibuk tetapi kalau ada kamu saya bisa
lebih santai. Artinya kehadiran
seseorang yang mampu bekerja dengan baik, itu sangat dibutuhkan oleh sang atasan. Kehadiran anda di nanti di sana. Berapa pun bayarannya, bila kerja baik itu
bukan suatu masalah. Namun bila kerjanya
malas, ngawur alias tidak karuan dan buang-buang waktu, jangankan kepercayaan
dan kekuasaan membayar gajipun terasa berat.
Ternyata bukan hanya Potifar yang senang dengan Yusuf, diam-diam sang nyonya
Potifar memandang Yusuf dengan penuh keinginan.
Bukan hanya ingin menjadikan dia sebagai budak istimewa tetapi ingin
menjadikan dia sebagai pemuas nafsunya.
Dalam titik ini kita bertemu bahwa dibalik pimpinan Tuhan dan kesuksesan
seseorang maka dia perlu terus berhati-hati.
Mengapa pimpinan Tuhan itu perlu karena tanpa Tuhan mana mungkin kita
disanggupkan untuk menghadapi godaan hidup. Yusuf digoda oleh nyonya Potifar,
namun Yusuf dengan tegas berkata bahwa dipunya kekuasaan dan kepercayaan tetapi
di tidak mungkin melakukan itu karena ia istri Potifar sebab dengan berbuat
demikian berarti ia telah melakukan kejahatan yang besar dan berbuat dosa terhadap
Allah. Bagi Yusuf dosa harus ditolak
dengan sikap yang keras tanpa kompromi.
Tidak penting ia istri majikan atau bukan. Hidup benar harus menjadi sikap anak Tuhan. Benar di dalam pekerjaan dan benar di dalam
kehidupan moral serta benar dalam kehidupan spiritual. Keberanian menolak
godaan, apalagi godaan yang dilakukan oleh atasan memang tak mudah bagi
sebagian orang sebab atas nama takut dikucilkan, takut dibenci, takut dipecat
dan takut turun jabatan akhirnya beberapa orang memilih untuk kompromi. Tetapi Yusuf memilih bersikap tegas. Tidak untuk dosa. Suatu kali ada seorang yang bercerita kepada
saya bahwa perusahaannya mencuri aliran listrik negara dan itu atas permintaan
dari atasannya. Jangan bilang itu pasti
bukan orang Kristen, saya mau bilang ia orang kristen dan yang sangat memalukan
dia adalah seorang aktivitas gereja. Mana mungkin? Kita terlalu sering bersembunyi di balik
jabatan rohani dan menjadikannya sebagai alat untuk memperlancar kejahatan. Ada orang yang saya kenal, dia menipu
temannya sesama pengusaha. Dan dia
berkata encik tenang aja akukan pelayan gereja gak mungkin menipu encik. Apalagi
aku udah anggap encik saudara. Entah apa yang merasuk pikiran orang ini
sehingga ia berani menipu orang lain, sampai orang kehilangan uang hitungan M. Kita berkata kata tidak mungkin orang gereja
bisa menipu. Ah jangankan orang gereja
pendeta pun banyak penipu, hanya bermodalkan jubah rohani. Namun inilah yang menjadi pertarungan kita
bagaimana melawan semua aksi jahat setan.
Ia bisa menjelma menjadi malaikat terang, berdoalah agar kita jangan
tergoda karenanya.
Yusuf memilih sesuatu yang tepat, ia memilih untuk menolak. Sementara di sana banyak laki-laki yang anteri
menunggu godaan dari istri Potifar,
apakah Yusuf terlalu bodoh? Ya, Yusuf terlalu bodoh, coba dia mau
melakukannya pasti hidupnya lebih baik, lebih nyaman dan tidak di masukan dalam
penjara, itu kata dunia. Banyak orang
berkata kalau kita ikut Tuhan pasti sukses dan lancar. Siapa bilang, mungkin anda ikut Tuhan bisa
saja bangkrut dan kehilangan kenyaman. Tetapi
satu hal yang saya tahu, anda ikut Tuhan pasti pikul salib. Yesus berkata, barangsiapa mau ikut Aku, ia
harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku. Berita ini menjadi berita yang sulit untuk
diterima oleh orang yang menabur teologi kemakmuran. Namun ini berita Alkitab. Apa kurangnya Yusuf, ia orang benar, ia
menolak dosa tetapi masuk penjara karena menolak godaan. Itu sebab tak ada jalan sukses dan nyaman bagi
merek yang sungguh-sungguh hidup benar di hadapan Tuhan.
Yusuf tegas menolak, ia berkata TIDAK nyonya Potifar, walau nyonyanya
selalu menggodanya dari hari ke hari.
Kali ini siasat di atur, strategi di buat, mana tahu Yusuf malu atau
takut karena ada orang. Sehingga
dikosongkannyalah rumah itu sehingga terlihat seakan-akan tidak ada orang,
tidak ada tuan Potifar dan tidak ada TUHAN.
Kini yang ada hanya Yusuf dan nyonya Potifar. Saat ada orang mungkin
kita akan menolak godaan. Tetapi saat tidak
ada orang mungkin saja seseorang akan berbeda sikapnya. Ketika rumah itu kosong, tidak ada orang maka istri
Potifar beraksi, diluar pikirannya ternyata Yusuf tetap menolak. Yusuf bukan tipe orang yang plin plan, ia
orang yang sekali berkata tidak tetap tidak.
Hidup yang tidak bisa dipegang omongan memang sulit. Kadang ada orang depan berkata ia tetapi
dibelakang berkata tidak. Musuh yang
paling sulit untuk dideteksi adalah musuh kepalsuan. Ia biasanya bermuka dua. Itulah kejahatan yang terselubung.
Sebagai umat
kristiani, kita perlu senantiasa siap sedia melawan setiap godaan yang jahat.
Kita harus membenci dosa dan bersikap serius dalam melawan godaan-godaannya
dengan memutuskan untuk menyangkal keinginan diri kita untuk ambil bagian di
dalamnya. Ketika kita dihadapkan pada sebuah godaan untuk menyimpang dari jalan
Allah dalam hidup kita, kita harus ingat bahwa kita memiliki panggilan yang
lebih tinggi sebagai hamba Yesus, yaitu hidup memuliakan nama-Nya. Owens-Collins
mengatakan dalam syair lagunya:
Kala kuasa gelap menyerbu datang,
Tuhanlah Panglima Perang!
Dia mengangkat panji, kuasa darah-Nya
Bersama-Nya kita 'kan menang!
Tuhanlah Panglima Perang!
Dia mengangkat panji, kuasa darah-Nya
Bersama-Nya kita 'kan menang!