Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di
dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak
mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap,
jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan
yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka
menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan
serakah segala macam kecemaran.
Efesus 4:17-19
Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar
mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima
pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa
kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan
manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya
kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan
mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut
kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya.
Efesus 4:20 -24
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Roma 8:5.
Berdasarkan bacaan Efesus 4:17-24 dan Roma 8:5, maka dapat dibuatkan tabel untuk
membedakan manusia lama dan manusia baru, sebagai berikut:
No
|
MANUSIA LAMA
|
MANUSIA BARU
|
1 |
Tidak Mengenal Allah
|
Telah Belajar mengenal Kristus
|
2
|
Pikirannya sia-sia
|
Telah mendengar dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran
yang nyata dalam Yesus
|
3
|
Pengertiannya gelap
|
Menanggalkan manusia lama
|
4
|
Jauh dari hidup persekutuan dengan Allah
|
Dibaharui di dalam roh dan pikiran
|
5
|
Bodoh dan hati degil
|
Mengenakan manusia baru
|
6
|
Perasaan tumpul
|
|
7
|
Menyerahkan diri pada hawa nafsu
|
|
8
|
Serakah segala macam kecemaran
|
|
9
|
Memikirkan hal-hal yang dari daging
|
Memikirkan hal-hal yang dari Roh
|
Berdasarkan
tabel di atas, menurut saya orang yang hidup di dalam daging akan memikirkan
hal-hal yang berupa kedagingan semata, sementara orang yang hidup dalam pembaharuan
roh dan pikiran, mereka akan menghidupi kehidupan dengan memikirkan hal-hal
yang dari Roh.
Kaisar Romawi, Marcus Aurelius mengatakan, “Kehidupan manusia ialah
bagaimana mereka memikirkannya” dan Simon
Chan berkata, “Orang Kristen modern tidak kurang 'relevansinya'
dengan dunia ini. Kekurangan mereka adalah kehidupan yang disiplin dan pikiran yang kritis untuk
melawan pencobaan-pencobaan yang telah mengubahnya menjadi seperti yang
orang-orang dunia pikirkan dan lakukan.”
Pikiran
manusia itu luar biasa,
tiada taranya di dalam dunia, sebab memang manusia diciptakan seperti Allah
(menurut gambar dan rupa Allah Kej 1:26), namun
dibandingkan dengan Sang Pencipta, manusia tetap terbatas. Memang dengan pikirannya manusia
sanggup menciptakan hasil karya yang luar biasa mengagumkan. Manusia mampu membuat pesawat terbang, kapal
laut, mobil, listrik, komputer, mesin fotocopy, listrik, robot dan berbagai teknologi lainnya. Manusia mampu membuat musik-musik yang sangat
indah dan lukisan-lukisan yang luar biasa bagusnya. Yang dalam kesemuanya itu kita hanya bisa
terkagum-kagum melihat kecerdasan manusia.
Dalam buku ”Aladdin Factor” karya Jack Canfield dan Mark Victor
Hansen (yang juga menulis ”Chicken
soup for the soul”) disebutkan bahwa setiap hari manusia memiliki 60.000 ide dalam pikirannya.
Tapi berita baiknya, pikiran manusia terbatas,
karena hanya bisa memikirkan satu hal dalam satu saat
tertentu. Manusia tidak bisa
memikirkan hal yang senang, sekaligus memikirkan kesedihan.
Meskipun manusia mampu menciptakan segala sesuatu yang
luar biasa dan memiliki banyak ide dalam pikirannya, Alkitab tetap memanggil
semua orang percaya untuk mengarahkan pikiran kepada Kristus bukan kepada
pikiran kedagingan dunia ini. Paulus
berkata bahwa sebagai anak Tuhan mereka harus “menawan segala pikiran dan
menaklukkannya pada Kristus.” Mengapa
perlu ditawan? Agar apa yang dipikirkan berisikan semua yang benar, semua
yang mulia, semua yang adil, semua yang suci , semua yang manis,
semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,
pikirkanlah semuanya itu (Fil. 4:8).
Disiplin pikiran adalah langkah yang
nyata dalam “menawan segala pikiran” untuk mengubah setiap rutinitas pikiran yang
ada menjadi menjadi memikirkan hal-hal yang mengalirkan suatu kuasa. Dallas Willard mengatakan bahwa:
"Disiplin adalah setiap aktivitas yang ada di bawah kuasa kita untuk kita
lakukan, yang memampukan kita untuk melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan
tanpa "usaha terarah".
Allah memberikan kita anugerah disiplin pikiran sebagai cara untuk menolong
kita bertumbuh dalam kasih kepada-Nya dan mengalirkan kuasa kepada sesama kita.
Salomo
adalah orang yang
paling bijaksana yang pernah hidup, mengatakan: ”orang yang mampu menguasai diri (termasuk mendisiplin
pikirannya) lebih hebat daripada orang yang mampu menguasai
kota” – Ams. 16:32.
John Wesley adalah contoh yang hidup, ia adalah seorang
tokoh dan pendiri gereja Metodhis memiliki kehidupan yang teratur dan penuh
dengan disiplin diri yang tinggi. John Wesley bepergian rata-rata 20 mil (32 km)
sehari selama 40 tahun. Dia bangun setiap pagi jam 4.00. Ia berkhotbah 40.000
khotbah. Dia menghasilkan 400 buku dan tahu 10 bahasa. Ketika usianya semakin senja ia berusaha tetap
disiplin. Pada usia 83 tahun, dia jengkel karena dia tidak bisa menulis lebih dari 15 jam sehari
tanpa matanya menjadi sakit, dan pada usia 86 tahun, ia merasa malu bahwa ia tidak bisa berkhotbah
lebih dari dua kali sehari. Dia mengeluh dalam catatan hariannya bahwa ada
kecenderungan yang meningkat untuk berbaring di tempat tidur sampai jam 5:30
pagi. John Wesley mengajarkan kepada kita tentang
pentingnya disiplin dalam menjalani hidup.
Salah satu disiplin
yang ada, menurut firman Tuhan disiplin yang tidak kalah pentingnya untuk
kita lakukan adalah disiplin pikiran. Paulus dengan tegas berkata, “Kami
mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh
keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,” 2 Kor.10:5.
Kesaksian hidup kita
sangat ditentukan bagaimana kita “menawan segala pikiran dan menaklukannya
kepada Kristus. Kristus harus menjadi “penguasa dalam alam berpikir kita.” agar kita secara luar dapat membangun
wawasan kerajaan Allah dalam dunia ini.
Oleh sebab itu penting sekali bagi kita
untuk mendisiplin pikiran,
agar selalu memikirkan hal-hal yang berkenan kepada
Tuhan (Fil.4:8) dan mematahkan setiap siasat dan kubu yang
dibangun oleh manusia.
Dari
bacaan kita di dalam Efesus 4:20 -24,
ada beberapa hal yang sebetulnya sangat menolong kita untuk mendisiplin pikiran
kita, yaitu:
1.
Pentingnya bagi kita “telah belajar mengenal Yesus
Kristus secara pribadi”
Mengenal Yesus secara
pribadi adalah jauh melebihi dari hanya sekedar mengetahui-Nya sebagai
Juruselamat. Yesus berkata, “"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka
dan mereka mengikut Aku " Yoh 10:27.
Jika ada orang bertanya kepada
Anda, "ceritakan kepada saya, siapakah Kristus?" Bagaimana jawaban Anda?
Ada banyak orang Kristen yang fasih menceritakan Tuhan Yesus kepada orang
lain seturut pengertiannya tentang siapakah Kristus itu. Tetapi sedikit orang Kristen yang bisa menyaksikan
Yesus Kristus yang dihidupi – yang dia ikuti dalam segala pengalaman
kehidupannya sebagai murid Tuhan Yesus.
Kemampuan kita untuk menjelaskan siapakah Yesus kepada orang lain, tidak
mengalirkan kuasa apapun di dalam kehidupan orang lain bahkan di dalam diri
kita sendiri. Tetapi ketika kita bisa
menyaksikan siapakah Kristus yang telah mengubah kehidupan kita, yang kita
ikuti dan hidupi, hal itu akan mengalirkan aliran hidup yang penuh kuasa bahkan
mendatangkan mujizat yang mengubahkan orang yang mendengarkan kesaksian itu.
Pengenalan akan Tuhan
Yesus, mengubah cara berpikir dan membawa kita untuk lebih mampu mengenal Yesus
lebih dalam, yaitu kita dapat:
a.
Mengenal dengan benar tentang siapa Dia.
b.
Mengenal dengan benar apa isi hati-Nya.
c.
Mengenal dengan benar apa visi misi-Nya.
d.
Mengenal dengan benar kuasa kebangkitan-Nya.
e.
Mengenal dengan benar kehidupan-Nya berdasarkan kesaksian Alkitab.
2.
Telah mendengar tentang
Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia.
Orang yang belajar mengenal Yesus Kristus, mereka
seharusnya masuk dalam kerinduan untuk bertumbuh di dalam Dia melalui mendengar
tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia. Membaca dan merenungkan Firman Tuhan akan
sangat diperlukan. Karena, iman timbul dari pendengaran,
dan pendengaran oleh firman Kristus, Roma 10:17. Jadi, Firman Tuhanlah yang mampu
mengarahkan dan menuntun pikiran dan hidup seseorang. Firman Tuhan itu, adalah pelita bagi kaki dan
menerangi jalan kita. Termasuk menerangi
pikiran kita. Firman Tuhanlah yang mampu
mendisiplin pikiran kita sehingga kita mampu mengerti kehendak Allah; melakukan
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Karena itu, kita perlu antusias mendengar firman
Tuhan. Sama seperti Samuel “kecil” yang
berkata dengan semangat kepada Tuhan, “Ya Tuhan, aku siap mendengar”. Orang percaya yang tidak semangat membaca dan
mendengar firman Tuhan, pasti menjadi orang percaya yang tidak bersemangat
untuk menerima pengajaran firman Tuhan.
Bagaimana mereka semangat dengan pengajaran Firman Tuhan, kalau
mendengar dan membaca saja sudah tidak semangat.
Tanpa firman Tuhan yang dialirkan dalam kehidupan
kita, maka kita akan menjadi orang percaya yang terus menerus kering secara
rohani. Dan tidak akan ada sumber hidup yang menggerakkan nadi dan jantung
rohani kita untuk bergembira menyambut pengajaran di dalam Dia.
Kekeringan rohani itulah yang melumpuhkan pikiran
kita. Bukan hanya membuat kita tidak
mengerti kehendak Tuhan, tetapi membuat pengertian kita menjadi dangkal dan gelap.
Sehingga tanpa sadar kita telah dibawa oleh arus pikiran dunia ini yang
menyesatkan.
Selain itu, tanpa pengajaran firman Tuhan kita
akan menjadi miskin secara rohani. Tidak
memiliki pengetahuan yang melimpah tentang Tuhan dan karya-Nya. Dunia merasa hidup kita tawar tanpa membawa
dampak. Dimana kita berada keadaan dunia
tetap sama karena kita tidak mampu memberikan pengaruh kepada dunia. Namun, sebaliknya saat kita kaya dengan
pengajaran firman Tuhan, kita akan kaya secara rohani. Memahami tentang kelimpahan kuasa Allah yang
sanggup mengubahkan dan mendorong dunia keluar dari kegelapan. Kita dapat memberikan sentuhan-sentuhan kasih
yang ditunggu-tunggu oleh dunia.
Menjadikan kehadiran kita ditunggu-tunggu oleh dunia ini. Karena itu,
perkayalah diri anda dengan pengajaran firman Tuhan.
3. Menanggalkan
manusia lama
Menanggalkan manusia lama berarti meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan lama atau kehidupan lama yang tidak memuliakan Tuhan. Pikiran yang sia-sia dan perkataan yang
sia-sia harus kita tanggalkan. Namun
kita harus mengubah dan meningkatkan pikiran kita, yang tadinya terus
memikirkan hal-hal yang sia-sia, yang duniawi, yang berfokus pada diri sendiri,
sekarang mulai mengarahkan pikiran kita pada perkara-perkara di atas, bukan di
bumi, Kolose 3:2. Adapun manusia lama
yang perlu ditanggalkan adalah:
Manusia
yang hidup dalam pengertian gelap. Efesus 4:18. Maksudnya adalah hidup tanpa
kepastian, tidak berjalan dalam hikmat dan pengertian Ilahi. Oleh karena itu
tindakan dan masa depannya pun gelap.
Mereka tidak pernah berpikir tentang arah dan tujuan hidup. Yang dipikirkan adalah pemuasan diri dan
kenikmatan duniawi.
Hidup jauh
dari persekutuan dengan Tuhan.
Efesus 4:18. Artinya adalah hidup yang jauh dari Tuhan, tidak memiliki
damai sejahtera dan jalan sorga. Yang dipikirkan hanya kesenangan diri sendiri,
tidak memikirkan bagaimana nasibnya di kehidupan yang akan datang, apalagi
tentang keselamatan.
Pikiran
yang bodoh dan berhati degil. Efesus 4:18. Seorang yang bodoh adalah
seorang yang sengaja menghancurkan dirinya sendiri. Berpikir pendek, gampang
untuk menghancurkan diri dan masa depan hidupnya, dan banyak orang Kristen yang
sudah bertobat namun masih bodoh dan degil, mudah terjerumus dalam dosa.
Memiliki
perasaan yang tumpul. Efesus 4:18. Perasaan
yang tumpul adalah perasaan yang “tidak aktif”.
Tidak bisa terkoneksi dengan hal-hal yang Ilahi. Orang seperti ini bisa saja berada di gereja
tapi karena perasaannya sudah tumpul ia tidak bisa lagi menerima kebenaran
Firman Tuhan. Mungkin ia mengerti Firman, tetapi semuanya tidak ada artinya
karena memang perasaannya sudah tumpul. Firman Tuhan itu sama sekali tidak
mempengaruhi hidupnya, ia tetap saja hidup secara duniawi, secara daging, dan
dalam dosa.
4. Dibaharui
di dalam roh dan pikiran
Seseorang telah menanggalkan manusia lama, tidak hanya sekedar diperbaiki roh dan pikirannya tetapi diperbaharui roh dan pikirannya oleh Tuhan. Dan mereka yang telah diperbaharui roh dan pikirannya akan menggerahkan
seluruh pikirannya untuk memikirkan segala sesuatu dengan semaksimal mungkin
agar menghasilkan hal yang terbaik dan memuaskan. Biasanya mereka selalu
melibatkan Tuhan di dalam segala sesuatu yang dialami dan dilakukan. Pembaharuan roh membuat orang bisa berpikir
dengan bijaksana, berpikir dengan tenang dan berpikir dengan benar. Apa yang telah diubah oleh Tuhan di dalam roh
dan pikiran mengubah seluruh ruang lingkup berpikir, arah kehidupan dan
mengubah seluruh bagian kehidupan kita. Bahkan anda akan dipakai Tuhan untuk
menjadi agen pengubah yang membawa dampak yang lebih luas dan lebih besar.
5. Mengenakan
manusia baru
Untuk mengenakan manusia
baru, kita sendiri perlu diperbaharui dan menerima proses pembaharuan itu. Berani meninggalkan manusia lama dan mengikut
Kristus adalah hal yang sangat penting untuk menjadi manusia baru. Jangan pernah kompromi dengan kehidupan yang
lama. Putuskan dan matikan kebiasaan
yang lama agar kita bertumbuh secara sehat di dalam Kristus.
Tidak ada yang lebih
menyenangkan bagi seseorang yang membeli baju baru selain menggunakannya. Baju lama seolah-olah tidak begitu berarti
dibandingkan dengan baju yang baru. Kita
ingin segera menggunakannya, sebab ada sesuatu perasaan yang berbeda saat kita
menggunakan sesuatu yang baru.
Sebagai manusia baru, kita
harus antusias menjalani kehidupan baru kita di dalam Kristus. Semangat yang
menyala-nyala dalam melayani Tuhan yang Kudus.
Memikirkan perkara-perkara yang besar untuk perkembangan kerajaan Allah
di muka bumi ini. Minta Tuhan untuk
membukakan pikiran kita yang terbatas menjadi pikiran yang tak terbatas. Pikiran yang sempit menjadi pikiran yang luas. Meninggalkan pikiran yang memikirkan diri
sendiri menjadi pikiran yang berwawasan kerajaan Allah. Karena itu, anda tidak perlu minder, tidak
perlu berpikir mediocre tetapi anda harus berpikir seperti Tuhan Yesus
berpikir. Berpikir seperti rasul-rasul
berpikir. Dan berpikir seperti nabi-nabi
berpikir.
Karena itu kita jangan
hanya berpikir apa untung dan ruginya tetapi kita harus berpikir, apapun yang
membangun kerajaan Allah dan memperkenan hati-Nya akan saya kerjakan dan
korbankan dengan sekuat tenaga dan dengan segenap hati. Tuhan Yesus pernah berkata, “kasihilah Tuhan
Allahmu dengan segenap akal budimu.” Markus 12:30.
Mari disiplin pikiran kita
dan pikirkan hal-hal yang berguna bagi kerajaan Allah. Lakukan dengan segenap akal budi kita. Di dalam Yohanes 12:26 dikata bahwa, “Barangsiapa melayani Aku , ia harus
mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
|