Lukas 9:23;13:24
Jalan yang Sulit tentu tak
banyak orang yang suka karena dunia lebih senang menerima dan menapaki jalan
hidup yang mudah dan lebar sehingga menghindari pemberitaan tentang jalan salib
atau jalan sengsara tetapi lebih senang mendengar para motivator berbicara
tentang jalan hidup yang mudah dan hidup meraih sukses sebanyak-banyaknya. Sayangnya
gereja pun ikut terpeleset dan ambil bagian dalam menebar pemberitaan tentang
jalan sukses itu sehingga ajaran ini masuk lebih mulus, tumbuh dan menjalar ke
dalam gereja melalui para pengajar teologi sukses - kemakmuran. Baginya, ikut Yesus pasti sukses, diberkati berlimpah-limpah
dan jalan hidup lebih baik dari sebelumnya.
Namun Yesus dengan tegas
menolak ajaran itu dan mengatakan bahwa setiap orang yang mau mengikut-Nya
harus memikut salibnya setiap hari dan berjuang untuk masuk melalui pintu yang
sesak atau yang sulit itu. Sesungguhnya
bahwa tidak ada jalan yang mudah bagi orang yang mengaku percaya kepada-Nya. Di
dalam Dia kita diproses, dibentuk, dihancurkan, dan diijinkan mengalami kebangkrutan
diri sebagai bagian dari penyangkalan diri untuk dibangun menjadi manusia baru.
Di dalam kebangkrutan diri kita menyadari
ketidakberdayaan, ketidakmampuan dan kekosongan hidup tanpa Kristus yang
bertahta di dalamnya. Dia yang menjadi pemimpin dan yang berkuasa penuh atas
hidupku karena hidupku adalah milik-Nya seutuhnya. Tantangan dan salib bukan menjadi
sesuatu yang terlalu berat dipikul dan membuat kita cengeng sehingga harus
dihindari. Oswald Smith mengatakan, jika kekristenan dikabarkan dengan
sesungguhnya, maka tidak akan menjadi berita yang populer. Inilah kekristenan
sejati! Namun bukan berarti kita gemar
memberitakan tentang penderitaan dan pergumulan hidup serta memaksa orang untuk
hidup menderita. Yang dikatakan Yesus Kristus adalah jika kita ikut Dia,
maka hal-hal ini tak terelakkan. Karena nabi-nabi bergumul, rasul-rasul
bergumul, bapa-bapa gereja dianiaya, maka kita pun seharusnya rela dan berani menyangkal
diri, memikul salib setiap hari dan berjuang dalam memelihara iman yang murni
serta mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh. Berani hidup benar meski tidak
disukai. Berani berkata benar meski
seorang diri.
Mengapa jalan ini sulit? Ini bukanlah jalan yang dapat diusahakan
oleh kecakapan, kebaikan, kesucian dan kepintaran manusia. Karena siapakah
manusia yang layak dihadapan Allah dan mampu memperkenankan-Nya melalui
hidupnya sehingga Tuhan harus menerimanya dan menyelamatkannya. Itu sebab di dalam jalan sulit ini kita hanya
perlu anugerah Tuhan dan memerlukan tangan-Nya terbuka menyambut kita. Mengikut-Nya dan diselamatkan itu hanya
karena kehendak-Nya semata. Dan dijalan
itu, kita boleh memikul salib setiap hari sebagai bagian dari tanggungjawab hidup
orang yang sudah ditebus. Itu sebab anugerah
tanpa salib menjadi anugerah yang murahan dan bisa salah pengertian bahkan bisa
saja terjadi penyelewengan. Merasa sudah diselamatkan dan boleh berbuat dosa
karena anugerah Allah selalu tersedia, seperti konsep pemikiran hyper-grace.
Padahal anugerah Allah adalah anugerah yang disertai dengan tanggungjawab si
penerimanya, yakni menyangkal keinginan daging dan memikul tanggungjawab sebagi
orang yang percaya. Namun salib tanpa perjuangan iman, tidak akan pernah membentuk
seseorang menjadi tangguh dan bertumbuh dengan sehat di dalam kerohanian. Di dalam realita perjuangan iman yang
dihadapi orang percaya, kita akan diproses di bentuk dan di bangun di dalam Dia
sehingga terus berdiri dalam iman yang kokoh. Perjuangan iman menolong seseorang
untuk bertumbuh dalam anugerah-Nya dan menghasilkan kematangan rohani untuk
tetap teguh dalam iman percaya. Akhirnya, marilah kita terus berjalan di jalan
yang sulit ini dengan setia dalam pertandingan iman dan mengakhirinya dengan
baik.