Pendahuluan:
Berbicara tentang harta kekayaan, orang Kristen boleh kaya atau tidak? Boleh miskin atau tidak. Kalau harus memilih, pilih kaya atau miskin? KAYA. Saya ulangi lagi pertanyaannya (sampai 3X). Dari jawaban saudara saya tahu bahwa orang Kristen tidak boleh miskin. Dari mana saya tahu, dari pilihan saudara. Saudara ingin kaya, tidak mau miskin, dengan kata lain tidak boleh miskin. Saya setuju dengan pilihan saudara.
Berbicara tentang standar kekayaan, menurut anda berapa jumlah nilai uang yang harus dimiliki oleh seseorang sampai orang tersebut dinyatakan kaya? 1 M kah, 2 M, 3 M atau 10 M? Kalau kita hitung dalam bentuk emas, maka berapa batang mas yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai kriteria kaya? Apakah 10 batang emas, 100 batang emaskah, 1000 batang, atau 1 truk emas? Lalu apa standar kaya itu? Bukankah kita semua ingin kaya, betul apa betul? Saya ingin kaya, saudara ingin kaya, semua orang ingin kaya. Orang miskin ingin kaya, orang sakit ingin kaya, orang kaya ingin tambah kaya.
Tapi masalahnya apakah kaya itu dapat diukur. Kalau dapat diukur dengan tolak ukur apa kita mengukurnya? Apakah dengan tolak ukur:
1. Jumlah
Waktu kita memakai tolak ukur jumlah maka dengan sendirinya anda akan tahu bahwa anda bukan orang kaya. Ketika Anda berkata saya kaya karena saya punya uang 10 M. Anda mau uang 20 M. Mau atau tidak mau, saya percaya orang yang mengerti nilai mata uang 20 M akan berkata mau. Jadi mengapa mau 20 M karena nilainya lebih besar dari 10 M. Pada saat anda mempunyai uang 20 M, maka pengertian anda tentang kekayaan berubah. Yang tadinya saya kaya karena punya uang 10 M. Sekarang pengertian kaya kalau saya punya uang 20 M. Bagaimana kalau Anda sudah punya uang 20 M, kemudian uang anda tinggal 10 M, saya yakin bahwa anda pasti berkata, saya miskin Pak. Jadi jumlah tidak bisa menjadi tolak ukur untuk sebuah kekayaan. Karena jumlah itu bisa naik dan bisa turun.
2. Perbandingan
Yang saya sebut dengan tolak ukur perbandingan adalah waktu kita menyatakan bahwa diri kita kaya karena membandingkan diri dengan si A yang kurang dari diri kita. Lalu kita berkata yah kalau dibandingkan dengan si A yang cuma jalan kaki sih aku lebih kaya karena aku pake motor. Itu kalau dibangkan dengan si A. Bagaimana kalau dengan si B yang sama-sama pake motor. Maka dapat dipastikan orang tersebut berkata kami sama-sama kaya, ya kan. Lalu bagaimana kalau dibandingkan dengan si C yang pake mobil, maka orang tersebut berkata, “ dibandingkan dengan orang itu saya miskin – dia yang kaya.” Lalu bagaimana kalau dibandingkan dengan si D, maka kita berkata saya gak ada apa-apanya. Saudara menangkap maksud saya, waktu kita menbandingkan diri dengan orang yang lebih kurang dari kita, maka kita berkata aku kaya. Tetapi waktu kita melihat orang yang memiliki kekayaan lebih dari kita, maka kita berkata aku miskin.
Di sini kita menemukan bahwa Hukum perbandingan tidak bisa menjadi tolak ukur untuk menyatakan bahwa kita kaya Waktu kita ingin berkata bahwa kita kaya, maka ada banyak orang yang lebih kaya dari kita. Kita punya 1 mobil, mereka punya 10 mobil. Kita punya 1 apartemen, mereka punya 20 apatemen. Dll yang masih banyak lagi.
Kalau kedua hukum di atas tidak bisa menjadi tolak ukur, maka apa yang menjadi tolak ukurnya. Tolak ukurnya adalah harus tolak ukur kerajaan Allah. Tolak ukur kerajaan Allah selalu berbeda dengan tolak ukur dunia. Itu sebab jadi manusia baru membutuhkan nilai yang baru. Tanpa nilai yang baru maka kita melakukan cara-cara yang lama. Saya sangat tertarik dengan kisah Petrus saat dia sudah menjadi manusia yang baru dengan nilai yang baru. Mari kita membuka Firman Tuhan yang terambil dari Kisah Para Rasul 3:6, bunyinya;
“ Tetapi Petrus berkata, emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nasaret itu, berjalanlah!”
a. Kalimat Petrus, kalau boleh saya ringkas, kira-kira bunyinya demikian, I am nothing but Jesus Christ is everything. Saya tidak ada apa-apanya, itu pernyataan Petrus, emas tidak ada, perak tidak ada. Dengan kata lain Petrus ingin mengatakan kepada si lumpuh yang meminta sedekah tersebut bahwa saya tidak memiliki uang, tapi saya punya Yesus. Konsep seperti ini jangan kita balik, dengan mengatakan saya punya banyak uang tapi saya tidak punya Yesus. Orang yang punya banyak uang tapi tidak punya Yesus hidup orang tersebut pasti kacau.
Mau lihat buktinya mari kita lihat dari salah satu kisah di Alkitab. Injil Lukas 15:11-13 diwarnai dengan kisah anak bungsu yang hidupnya tidak karu-karuan sebab dia memiliki harta yang telah dibagikan tetapi tidak memiliki Yesus dalam hidupnya. Waktu dia memiliki harta dia seolah-olah berkata I am something tidak ada ayah tidak apa-apa yang penting ada uang. Tidak ada Yesus tidak apa-apa yang penting ada harta. Hidup dengan nilai yang demikian sungguh berbahaya sekali. Sebab engkau menjadikan harta yang mengontrol hidupmu.
Mulai hari ini jadikan Yesus sebagai harta utama yang mengontrol hidupmu, yang engkau cari siang dan malam. Karena Firman Tuhan berkata Carilah dahulu Kerajaan Allah & Kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Demi nama Yesus Kristus, orang Nasaret itu, berjalanlah!”
b. Kalimat Petrus, kalau bolah saya ringkaskan, kira-kira artinya, Hartaku adalah Yesus yang ditolak di Nasaret itu, matius 13:57. Mengapa penekanannya pada Yesus orang Nasaret. Sebab Yesus orang Nasaret adalah Yesus yang ditolak atau harta yang dibuang oleh orang Nasaret. Menurut Petrus meskipun Yesus itu harta yang dibuang oleh orang Nasaret, baginya Yesus adalah harta yang selama ini dia miliki. Oleh karena itu Petrus ingin membagikannya kepada orang lumpuh yang meminta sedekah tersebut.
Hari ini mata rohani saya dicelikkan oleh Tuhan. Mengapa saya dan banyak orang Kristen lainnya mengalami kelumpuhan rohani, karena Yesus tidak menjadi harta utama. Jadi sangat bahaya sekali kalau gereja mempunyai bayak uang tapi tidak memiliki Kristus. Rupanya Petrus berkata kepada orang lumpuh tersebut, kalau mau berjalan dan sehat maka jangan membuang Yesus dari hidupmu. Kalau gereja mau kuat jangan membuang Yesus dari gereja. Kalau mau kuasa Tuhan dinyatakan di dalam hidupmu jangan membuang Yesus. Kalau gereja mau melihat kuasa Tuhan dinyatakan jangan membuang Yesus.
Oleh sebab itu saya mengajak kita semua untuk memberitahukan kepada anak-anak kita bahwa Yesus harus menjadi harta mereka. Kalau Yesus menjadi harta dalam hidup mereka saya yakin hidup mereka akan menjadi kuat dan mereka tidak terpengaruh dengan cara-cara dunia.
c. Kalimat Petrus, kalau boleh saya persingkat lagi, kira-kira berbunyi, “Yesus yang ditolak oleh orang Nasaret itulah yang menyembuhkan engkau.” Saya melihat, seringkali harta yang bernilai dibuang sedemikian rupa oleh anak Tuhan. Namun hanya orang-orang yang berjiwa Petruslah yang tahu nilai dari hal yang dibuang tersebut. Ini seumpama potongan kayu yang tidak dianggap berguna oleh orang yang tidak berjiwa seni tetapi setelah kayu tersebut dibentuk sedemikian rupa oleh sang seniman maka kayu tersebut menjadi sebuah maha karya yang indah.
Jadi sebagai orang Kristen seharusnya kita bisa melihat lebih tajam dari pada orang yang tidak mengenal Kristus. Dan lebih mengasihi Yesus lebih dari orang-orang yang tidak percaya mengasihi ilah-ilah mereka. Untuk bisa melihat lebih dan mengasihi Yesus lebih dari orang yang tidak percaya adalah perlu kehidupan Kristen yang tidak lumpuh. Dibutuhkan orang Kristen yang tidak buta. Dibutuhkan orang Kristen yang tidak tuli. Itulah Petrus, dia mampu melihat apa yang Bapa di surga lihat. Justru Yesus yang ditolak orang, Dialah yang melakukan Mujizat yang hebat atas orang lumpuh tersebut.
Saudara-saudara, kalau bukan Yesus yang menyembuhkan engkau jangan mau. Karena penyembuh-penyembuh di luar Yesus atau dengan kuasa kegelapan adalah penyembuh palsu. Penyembuh yang palsu membuat engkau menyembah Iblis tetapi penyembuh yang benar, membuat engkau dan saya memuji Allah.
3. Tolak ukur Kerajaan Allah
Tolak ukur kerajaan Allah adalah tolak ukur yang tidak bersandarkan kepada emas, perak, harta dan kehebatan-kehebatan manusia tetapi bersandarkan Kristus sebagai harta. Karena buat apa orang lumpuh ini memiliki emas dan perak tetapi seumur hidupnya tetap saja lumpuh. Demikian dengan gereja, buat apa gereja megah, beruang, banyak kegiatan, tapi lumpuh rohaninya. Maka hari ini Tuhan berbicara kepada kita. Mulai hari kita jangan lumpuh lagi tetapi harus berjalan. Karena gereja yang sehat adalah gereja yang berjalan. Itulah yang terjadi pada orang lumpuh tersebut ketika dia sehat dia bisa berjalan, tubuhnya sehat, jiwanya sehat dan rohaninya sehat. Sehingga dari mulutnya keluar pujian kepada Allah. Haleluya.
Kesimpulannya:
Kekayaan orang Kristen rupanya bukan terletak dari harta yang berlimpah. Kekayaan orang Kristen adalah tergantung dari adanya kehadiran Kristus dalam hidup kita. Dengan Yesus hadir di hidup kita maka kerajaan Allah turun atas kita. Kalau kerajaan Allah turun atas kita maka kebenarannya tinggal dalam hidup kita. Dan saat kebenarannya tinggal di dalam kita maka semua akan ditambahkan. Di dalam Mazmur 133:3 dikatakan bahwa, Tuhan akan memerintahkan berkatnya atas saudara.
Jadi berkat itu tidak perlu di kejar-kejar, dicari-cari ngos-ngosan. Sebab setiap hari berkat itu Tuhan perintahkan untuk datang ke rumah saudara. Itu sebab saya dan saudara seringkali bingung. Kok ada berkat setiap hari yang ngasi saya ini dan itu padahal kita tidak pernah bercerita padanya. Saya seringkali berimajinasi tentang arti Tuhan perintahkan berkat. Saya dapat bayangkan kalau Tuhan yang Perintah maka tidak ada satu pun malaikat yang ngangur dan berani melawan-Nya. Kat, Malaikat, tolong sediakan berkat untuk Niko & orang-orang yang hadir ibadah hari ini, namanya jangan salah ya, alamatnya jangan salah ya. Saya dapat bayangkan betapa sibuknya malaikat itu bekerja, melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Karena sang atasan yang memerintah.
Mengapa berkat yang Tuhan berikan kepada saudara harus melalui perintahnya sebab Ia telah menganggap engkau special dan Ia ingin memberikan sesuatu yang terbaik dalam hidupmu. Itulah yang dimengerti oleh Petrus. Ia ingin supaya orang lumpuh mempunyai Yesus dan menjadikan Yesus sebagai harta dalam hidupnya. Sebab ketika Yesus ada dalam hidupnya ada kuasa yang mengalir tiada henti dalam hidup orang lumpuh tersebut. Orang lumpuh tersebut sembuh dari lumpuhnya dan bisa berjalan dan memuji Allah. Amin