Jumat, 06 November 2015

Pendidikan Anak dalam Keluarga Kristen



Rencana Tuhan sangat unik dan indah dalam membentuk setiap keluarga. Bahkan saat kehadiran anak dalam sebuah keluarga. Membangun keluarga yang kokoh dengan dasar yang benar itulah yang dikehendaki oleh Allah.  Alkitab sangat serius menekankan tentang betapa pentingnya menikah dengan pasangan yang seiman agar ada kesepakatan dan kesamaan nilai dalam mendidik anak yang Tuhan percayakan.  Sebab nilai kebenaran yang kita pegang itulah yang akan membentuk pola pendidikan yang kita ajarkan dan lakukan.   Dan jangan pernah lupa bahwa keluarga adalah “gereja kecil” yang Tuhan pakai sebagai “sekolah” untuk anak-anak.  Sekaligus menjadi agen Allah untuk mewarnai dunia sekitar. Di dalam keluarga anak perlu diajarkan tentang prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan. Itu sebab sebagai wakil Allah, maka setiap orang tua harus melakukan perannya sebagai pendidik yang takut akan Tuhan dan mau belajar firman Tuhan. Sehingga tugas yang diemban sejalan dengan kehendak-Nya. Mengutip dari tulisan Pdt. Esther S. Hermanus mengenai pendidikan anak, ia mengatakan:
Jika anak dibesarkan dengan kecaman, ia belajar menyalahkan,
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar kekerasan,
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar menjadi pemalu,
Jika anak dibesarkan dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah,
Jika anak dibesarkan dengan dorongan dan semangat, ia belajar percaya diri,
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar untuk menghargai,
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran, ia belajar tentang keadilan,
Jika anak dibesarkan dengan keamanan, ia belajar tentang iman,
Jika anak dibesarkan dengan restu, ia belajar menyukai diri sendiri,
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, ia belajar mengasihi dunia

Bagaimana anak nantinya dan siapa anak itu, sangat ditentukan dari pola pendidikan yang dijalankan di rumah.  Sadar atau tidak bahwa di dalam diri kita sebagai orang tua melekat dengan kuat otoritas Allah dalam mendidik anak. Ayah sebagai pemimpin dan ibu sebagai penolong serta anak-anak sebagai anggota dalam keluarga. Itulah struktur keluarga yang ditetapkan oleh Tuhan. Dan Kristus adalah kepala yang memerintah secara penuh dalam keluarga. Perintah-Nya sangat jelas agar setiap orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya untuk hidup mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan (Ulangan 6:4-9) dan mendidik orang muda dijalan yang benar sesuai dengan jalan hidup yang telah direncanakan Tuhan supaya hidupnya tidak menyimpang dari jalan itu (Amsal 22:6). Namun dalam mengemban pendidikan itu kita dituntut untuk menjadi teladan dari apa yang diajarkan dan mengajarkannya dengan penuh sabar dan kasih.  Proses mengajar anak harus disertai dengan tindakan dan teladan yang hidup dari orang tua agar tidak menimbulkan kebingungan. Ketulusan dalam mengajar cepat atau lambat pasti akan mengerjakan buah pada waktunya.  Itu sebab jangan pernah menyerah dan putus asa dalam menjalankannya. Anak perlu dilatih untuk beribadah, diajar berdoa, diajar beriman dan diajar untuk memahami kebenaran firman Tuhan. Berikan disiplin pada waktunya bila memang diperlukan.  Dan berikan dorongan kepada anak agar tidak cepat menyerah. Pujian tentu sangat diperlukan saat ia berhasil melakukan suatu pekerjaan dengan baik.  Hindari menggunakan kata-kata yang melemahkan mental atau kata-kata yang tak pantas.  Selalu berlaku bijaksana.

Akhirnya Tuhan menginginkan agar para orangtua benar-benar berkomitmen untuk mendidik anak di jalan yang telah Tuhan rencanakan di dalam hidupnya. Tuhan pasti memiliki sebuah rencana yang indah di dalam menciptakan setiap anak. Sudah menjadi tugas orangtua untuk menuntun anaknya agar tetap berada di jalan yang benar. Oleh karena itu, orangtua harus meminta hikmat dan kekuatan dari Tuhan agar dapat mengarahkan anak-anak yang telah Tuhan percayakan kepada mereka ke jalan yang Tuhan tetapkan.

khotbah