Keluaran
13:1-22
Firman
Tuhan yang kita baca baik penjelasan text maupun konteknya, seperti yang kita
tahu bagian ini memang berbicara tentang keluarnya bangsa Israel dari
perbudakan di Mesir. Namun dalam hal ini saya ingin mengintegrasikan bagian ini
dengan perenungan refleksi akhir tahun kita pada malam ini berdasarkan
kebenaran yang terkandung di dalamnya.
Pernahkah
Anda bertanya pada diri sendiri, “siapakah yang memelihara hidup saya sehingga
saya masih ada sampai hari ini?” dan “siapakah yang menopang pekerjaanku, keluargaku,
pelayananku, dan aku masih terus disanggupkan untuk mengerjakannya dengan
baik?” tak mudah memang untuk menjawab pertanyaan itu bila Anda memusatkan diri
pada kekuatan Anda sendiri. Tetapi
tahukan Anda bahwa dibalik semuanya itu ada pribadi yang tidak Anda sadari dan
ketahui, terus menerus dan tidak bosan-bosannya menopang hidup Anda sehingga
Anda masih kuat sampai sekarang ini.
Hal ini mengingatkan saya pada masa-masa
ketika saya kuliah. Pada waktu itu,
ketika ada salah satu teman berulang tahun, maka kami berusaha untuk
merayakannya meskipun dengan cara yang sangat sederhana. Kami berkumpul bersama dan masing-masing kami
memberikan kata-kata yang positif kepada salah satu teman kami yang berulang
tahun. Dengan tujuan agar teman yang
berulang tahun tersebut terus dikuatkan dan melihat kebaikan-kebaikan Tuhan
dalam hidupnya. Namun pada saat giliran
saya untuk memberikan kata positif, dengan nada bergurau saya berkata kepada
teman tersebut bahwa “kamu mestinya bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan masih
memberikan kehidupan padamu itu artinya Tuhan masih memberikan kesempatan, dan
masih sayang pada kamu..hehehehe.
Tahukah Anda bahwa kata-kata tersebut keluar begitu saja dari mulut saya
dan saya tidak sadar telah mengucapan kalimat-kalimat aneh tersebut. Dan sesudah saya menyampaikan kalimat itu,
anehnya teman-teman yang lain langsung tertawa secara spontan.
Meski
kalimat itu sangat aneh, tetapi bagi saya sangat mengesankan. Saya mulai memikirkan kalimat tersebut berulang-ulang,
apa artinya? Tuhan memberikan pengertian
kepada saya bahwa memang hidup ini sungguh bergantung pada-Nya. Kekuatan manusia terbatas. Dialah Allah yang sanggup menuntun,
memelihara dan menopang kehidupan umat-Nya.
Kalau usia kita bertambah maka ingatlah bahwa ada pribadi yang sangat
menyayangimu dan terus memberikan kesempatan bagimu untuk berkarya bagi
kemuliaan-Nya.
Melalui
bacaan di atas ada beberapa kebenaran yang dapat kita temukan di dalamnya:
Pertama,
Allah yang menuntun umat-Nya
adalah Allah yang Hidup (ayat. 1-2)
Firman Tuhan
berkata, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup”. Dan pada bagian lain dikatakan
“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan”. Ia adalah Allah yang hidup
dan sumber kehidupan itu sendiri. Pada
ayat 1 dan ayat 2 ini kita melihat bahwa Allah yang hidup tidak bungkam tetapi
berkata-kata, menyampaikan maksudnya dan Ia berbicara kepada Musa. Ia memberitahukan kemauannya bahwa semua
orang Israel harus menguduskan semua anak sulung, baik pada manusia maupun pada
hewan – harus dikuduskan karena Dialah yang empunya semuanya itu. Allah yang hidup pada bagian ini menyatakan
diri kepada Musa bahwa Dialah pemilik segala sesuatu. Dalam bagian ini kita menemukan diri kita ada
ditangan seorang pemilik hidup itu. Kita
bukan milik diri kita lagi tetapi kita adalah milik-Nya. Kita bukanlah pengatur hidup kita sendiri
tetapi ada tangan yang menuntun langkah kita dan mengatur hidup kita agar tetap
berada pada langkah yang dikehendaki-Nya.
Bersyukurlah pada-Nya dan pujilah nama-Nya bila Tuhan masih
memperdengarkan suara-Nya kepada kita karena melaluinya kita tahu bahwa Dia
adalah Allah yang hidup dalam kehidupan kita.
Pertanyaan
saya adalah sudahkah Tuhan menjadi Allah yang hidup dalam hidupmu? Bila belum
mari buka hatimu dan terimalah Dia sebagai Allah yang hidup, yang terus-menerus
berkuasa atas hidupmu. Bila sudah, maka
marilah kita memberikan respon yang terbaik kepadanya bila Ia berbicara kepada
kita:
1.
Bila
Dia meminta sesuatu dari kita marilah kita memberikan yang terbaik kepada-Nya,
karena Dialah pemilik-Nya
2.
Bila
Dia meminta sesuatu yang kudus, marilah kita menghormatinya dan berlaku kudus
diharapan-Nya
3.
Bila
Dia berbicara kepada kita, marilah kita memberikan kesempatan kepada-Nya untuk
berbicara dan kita mendengar dengan sungguh-sungguh dalam sikap yang taat
kepada-Nya
Jadi sadarilah
sungguh-sungguh bahwa Dialah pemilik hidup kita yang tunggal. Dan kepada-Nya kita bersandar dan menyerahkan
diri seumur hidup kita. Semua yang
terbaik, yang kudus dan yang berkenan kepada-Nya kiranya kita persembahkan
kepada-Nya.
Kedua, Allah yang Menuntun Umat-Nya adalah Allah
yang menuntun umat-Nya dengan kekuatan tangan-Nya (ayat. 3, 9, 14, 16).
Ayat yang kita
baca banyak memberikan pengulangan pada kata:
“karena dengan
kekuatan tangan-Nya Tuhan telah membawa kamu keluar dari sana/Mesir”
Pengulangan
kalimatan tersebut sangat beralasan karena memang peristiwa keluarnya bangsa
Israel dari perbudakan di Mesir adalah karena pertolongan dari Tuhan yang
dengan kekuatan tangan-Nya membawa mereka keluar dari sana.
Selain itu, kata
tersebut menunjukan kepada kita bahwa “kekuatan tangan Tuhanlah yang mampu
membawa kita keluar dari persoalan-persoalan yang tidak sanggup kita atasi
dengan kekuatan tangan kita sebagai manusia”.
Ini juga menunjukan kepada kita bahwa Allah yang kita sembah adalah
Allah yang tidak pernah berkerja dengan sembarangan atau setengah-setengah,
melainkan Ia berkerja dengan kekuatan tangan-Nya. Bahkan segala berkat, segala pimpinan, segala
pertolongan, segala sesuatu yang Ia ijinkan kita alami adalah suatu anugerah
yang terbaik yang Ia limpahkan kepada kita yang adalah umat-Nya. Firman Tuhan berkata “Ia adalah Allah yang
tidak pernah menahan kebaikan dari orang-orang yang hidup tidak bercela”. Bukankah ini sesuatu yang luar biasa.
Saya adalah
salah satu dari banyak orang yang melihat kebaikan-kebaikan Tuhan secara nyata
di dalam kehidupan saya. Begitu banyak
hal yang terjadi di dalam kehidupan saya yang bisa menjadi kesaksian kepada
sesama. Dan Tuhan selalu melakukan
semuanya itu yang terbaik. Mengapa
demikian? Karena Dia adalah Allah yang menyertai, memelihara, menuntun umat-Nya
dengan kekuatan tangan-Nya.
Tapi tahukah
saudara bahwa apa yang terbaik yang pernah anda dapatkan dari Tuhan belum
seberapa. Kabar baiknya adalah masih
banyak stock kebaikan-kebaikan yang akan Tuhan lakukan dalam kehidupan saya dan
saudara. Dan itu akan terus menerus Ia
kerjakan, bukan untuk pemuasan peribadi kita tetapi untuk kepuasan Allah
sendiri.
Pertanyaannya
adalah maukah anda dan saya terus menerima hal-hal yang terbaik dari
Tuhan? Ketika Tuhan mengerjakan hal-hal
yang terbaik dalam kehidupan kita dengan kekuatan tangan-Nya, apakah respon
kita terhadap apa yang Tuhan lakukan tersebut? Melalui teladan Musa dan Bangsa
Israel maka ada beberapa hal yang baik untuk kita ikuti:
a.
Berdisiplin
dengan cara menahan keinginan daging kita. ayat 6,7.
b.
Menceritakan
perbuatan-perbuatan Tuhan kepada anak-anak kita agar mereka tahu tentang apa
yang telah Tuhan perbuat dalam kehidupan kita, ayat 8.
Baiklah kita
tidak hanya menceritakan kehebatan-kehebatan kita dan kesuksesan kita kepada
anak-anak kita, tetapi ceritakanlah perbuatan-perbuatan Tuhan kepada mereka
agar iman mereka kepada Tuhan semakin teguh dan semakin dalam.
c.
Terus
– menerus memagang ketetapan Tuhan. ay.9
Ketetapan Tuhan
itu sangat penting sehingga perlu dipegang dengan sungguh-sungguh. Bangsa Israel memegangnya secara harafiah
sehingga mereka menjadikannya sebagai tanda ditangannya dan menjadi peringatan
di dahinya dan supaya hukum Tuhan selalu ada dibibirnya. Bahkan dikatakan mereka harus memegang
ketetapan Tuhan dari tahun ke tahun ay.10.
jadi ketetapan ini menjadi ketetapan yang terus-menerus disampaikan,
diperkatakan kepada generasi ke generasi.
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar