(Kisah Para Rasul 6:8-15)
Tema Firman Tuhan yang kita bahas kali ini sungguh besar dan begitu Agung. Saya sangat terperanjat saat berjumpa dengan ayat 15, dikatakan disitu bahwa, “ Semua orang, (tak terkecuali) yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu manatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. Saya melihat ada tiga hal yang terjadi pada sidang Mahkamah Agama, yaitu:
1. Mengajukan tuduhan (Kis. 6:11-14)
Tuduhan biasanya diajukan oleh saksi-saksi yang benar. Tapi waktu kita lihat saksi-saksi yang diajukan oleh tua-tua dan ahli-ahli Taurat adalah saksi-saksi palsu. Di depan Mahkamah Agama, saksi-saksi palsu menuduh Stefanus telah mengatakan bahwa, Yesus, orang Nasaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan Musa kepada kita. Tuduhan seperti itu sebenarnya tidak masuk akal sebab, Stefanus pasti sangat menghormati Musa dan mengormati Allah.
2. Mengajukan pembelaan (Kis. 7:1-52)
Stefanus tentu tidak berdiam diri, ia menyampaikan pembelaan atas tuduhan yang palsu itu. Secara singkat ia menceritakan sejarah bangsa Israel dan menunjukan bahwa pemimpin-pemimpin besar mereka dahulu kala, pada mulanya juga ditolak oleh orang-orang pada zamannya, tetapi kemudian terbukti bahwa mereka adalah penyelamat yang dipilih dan diutus oleh Allah. Seperti, Yusuf (Kis. 7:9-17), Musa (Kis. 7:20-36), Para nabi (Kis. 7:52). Di akhir pembelaannya, Stefanus berbicara sangat keras sekali. Ia mengatakan, “Kamu yang hidup pada zaman sekarang sama saja seperti nenek moyangmu; kamu selalu melawan Roh Kudus, hanya kamu lebih jahat daripada mereka; mereka membunuh utusan-utusan Allah yang bernubuat tentang Mesias, tetapi kamu telah membunuh Mesias itu sendiri” (Kis. 7:51-52).
3. Mengambil keputusan (Kis. 7:54-60)
Keputusan anggota-anggota Mahkamah Agama setelah mendengar pembelaan Stefanus adalah tertusuk hati dan gertakan gigi (Kis.7:54). Itu berarti Mahkamah Agama pun tidak dapat menerima perkataan Stefanus dan turut marah. Dengan kemarahan Mahkamah Agama, artinya mereka setuju dengan kemarahan orang banyak. Sehingga akhirnya orang banyak menyeret dia ke luar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati.
Mengapa muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat, padahal ia sedang berada di hadapan sidang Mahkamah Agama. Mestinya wajahnya pucat pasi, merah padam, tegang dan gugup. Tetapi Alkitab mencatat justru dalam keadaan diadili dia bisa berwajah seperti malaikat. Sungguh luar biasa, hal apakah yang telah terjadi dengan Stefanus.
1. Ia telah berjumpa dengan Tuhan yang hidup (Kis. 7:2 & 30-32, 56)
Perjumpaan dengan Tuhan yang hidup adalah faktor pendorong sehingga ia dengan berani berdiri di hadapan Mahkamah Agama dan terus bersaksi meskipun berada dalam persidangan yang tidak adil. Perjumpaan dengan Tuhanlah yang membuat Stefanus melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah. Dalam kisah Musa, perjumpaan dengan Tuhan membuat cahaya muka Musa terlihat begitu cermelang sehingga mata orang-orang tidak tahan menatapnya (2 Kor. 3:7). Dari manakah cahaya wajah yang begitu Agung itu, sumbernya dari Tuhan Allah yang bertahta di dalam surga (Kel. 34:29). Dalam kisah Abraham, perjumpaan dengan Tuhan membuatnya berani mengikuti kemauan Tuhan.
2. Ia telah dipenuhi kuasa Roh Kudus (Kis. 6:5)
Keberanian Stefanus sungguh luar biasa, ia tidak takut dengan tuduhan-tuduhan, ia tidak takut dengan ancaman-ancaman, bahkan ia tidak takut dilempari dengan batu sampai mati. Keberanian seperti ini terjadi karena Stefanus dipimpin Roh Kudus. Jadi, semakin seseorang di pimpin Roh Kudus, ia semakin berani berbicara menegur kesalahan, bersaksi tentang Yesus, bahkan semakin “berani mati” untuk Yesus. Inilah hidup seorang yang dipimpin oleh Roh Kudus.
3. Ia telah melihat kemuliaan Allah (Kis. 6:8 dan 7:2,55)
Stefanus melihat kemuliaan Allah melalui mujizat-mujizat dan berbagai tanda yang Tuhan kerjakan dalam pelayanannya. Tetapi kali ini, ia melihat kemuliaan Allah, saat ia menatap kelangit dan melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Yesus berdiri di sebelah kanan Allah dengan tujuan menyambut dengan sukacita kehadiran Stefanus di surga. Puji Tuhan.
Soli Deo Glory
Nikodemus Rindin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar