Rabu, 30 Maret 2016

Doa Bagi Pemimpin Rohani



Kitab Ibrani merupakan kitab yang paling penting karena mengupas secara ketat mengenai Kristologi dan prinsip-prinsip rohani yang praktis berupa nasihat-nasihat, bimbingan dan penghiburan agar Jemaat Ibrani selalu memelihara kasih - persaudaraan, peduli kepada sesama yang tertindas, hidup hormat dalam perkawinan, tidak menjadi hamba uang, mengingat dan mencontohi iman para pemimpin rohani, memaknai pengorbanan dengan benar -  berbuat baik dan mentaati pemimpin serta berdoa bagi mereka.

Seorang pemimpin adalah seseorang yang selalu diharapkan bisa menjadi contoh, dapat diteladani, rela berkorban dan mau menyangkal diri demi orang-orang yang dipimpinnya.  Karena itu mengawasi diri dan ajaran agar tetap sejalan dengan kebenaran firman Tuhan dan hidup menjadi panutan dalam banyak hal tentu sangat perlu dilakukan. Sehebat apapun seseorang tentunya seorang pemimpin juga memiliki berbagai titik-titik kelemahan yang mungkin saja bisa menjadi celah untuk godaan dan cobaan hingga terperangkap dalam siasat dari si jahat. Itu sebab, penulis surat Ibrani secara sadar meminta kepada Jemaat agar mereka didukung terus di dalam doa.  Mereka mengakui kelemahan diri lalu menyerahkan diri pada tangan yang Ilahi. Hal ini sebetulnya hendak memberikan sebuah pesan penting bahwa sehebat apa pun manusia, ia tetaplah perlu tangan Allah menolongnya. Kita Perlu Tuhan dan harus mengakui dengan berani bahwa sesunggunya kita terbatas dan hanya Allah saja yang tidak pernah terbatas.

Di dalam khotbah ekposisi yang disampaikan oleh Pdt. Stephen Tong berkaitan dengan ayat 18 ini, maka ia mengatakan bahwa, “Mengapa mereka perlu dukungan doa?  Karena tantangan  di dalam pelayanan sangat berat dan berbagai macam tantangan tersebut bisa saja datangnya dari dalam dan  bisa juga dari luar Jemaat/gereja.  Tentang yang lain lagi bisa berupa peperangan rohani yang sengit melawan kuasa si jahat dalam memberitakan injil kepada jiwa-jiwa yang berdosa, membuka rahasia Injil, keberanian untuk berbicara tentang dosa dan membuka rahasia setan.” Semua tantangan yang ada tidak harus membuat kita lemah tetapi hendaknya membuat kita terus teguh berdiri di dalam keyakinan yang benar dan bersandar pada kuasa Tuhan. Karena itu penting bagi kita untuk mengetahui bahwa hati nurani kita telah dikuasai oleh kebenaran sehingga kita selalu ingin melakukan sesuatu yang baik agar tidak ada celah bagi si jahat untuk menggugat dan membantahnya.  Namun harus kita sadari bahwa ternyata banyak sekali pemimpin-pemimpin yang telah rusak hati nuraninya sehingga bukan hal yang baik yang ingin dilakukannya tetapi justru yang jahat.  Seseorang yang memiliki hati nurani yang murni dipastikan akan memiliki integritas, tidak munafik (bermuka dua) dan dapat dipercaya. Itulah sebabnya rasul Paulus dengan bersungguh hati melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Motivasinya tulus yaitu hanya ingin menyenangkan hati Tuhan, bukan manusia. Paulus berkata, “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.”  (Kisah 24:16). Apa rahasia kemenangan Paulus sehingga ia tidak sampai tergeletak? Paulus, bukan hanya berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada, melainkan juga masih bisa menolong dan memberi kekuatan kepada orang-orang yang dilayaninya. Salah satu kuncinya adalah memiliki hati nurani yang murni! Untuk itu doa bagi mereka yang menjadi pemimpin sangat diperlukan dan begitu penting agar Allah selalu menopang dan memimpin agar tidak tersesat. Mawas diri dan bergantung penuh pada Tuhan dengan terus menjaga hati nurani yang murni itulah yang patut dilakukan oleh seorang pemimpin rohani.

Tidak ada komentar:

khotbah